Subjek yang dipakai unuk analisis ini ialah wanita yang menikah berumur 13-49 tahun dan melahirkan anak terakhir antara 1 Januari 2005 sampai 31 Juli 2010.Perdarahan post-partum berdasarkan konfirmasi petugas kesehatan tentang telah terjadinya perdarahan dua atau lebih kain (masing-masing 1,5 m) selama proses persalinan.Health Science Indones 2011;2:66-70).Di Provinsi Sumatera Utara AKI dalam 7 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan penurunan, dari 360 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2002 menjadi 345 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, 330 per 100.000 tahun 2004, 320 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005, 315 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2006, 275 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007, dan pada tahun 2008 menjadi 260 per 100.000 kelahiran hidup yang masih lebih tinggi bila dibandingkan rata-rata nasional tahun 2007 yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Provsu, 2009).
Bila sebagian kecil dari plasenta masih tertinggal di uterus disebut rest placenta dan dapat menimbulkan perdarahan post partum primer dan (lebih sering) sekunder. Proses kala III didahului dengan tahap pelepasanseparasi plasenta akan ditandai oleh perdarahan pervaginam (cara pelepasan Duncan) atau plasenta sudah sebagian lepas tetapi tidak keluar pervaginam (cara pelepasan Schultze), sampai akhirnya tahap ekspulsi, plasenta lahir. ![]() Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak (perdarahan kala III) dan harus diantisipasi dengan segeran melakukan placenta manual, meskipun kala uri belum lewat setengah jam. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta Akibat anestesi Distensi berlebihan ( gemeli, anak besar, hidranion ) Parus lama, partus kasep Partus presipitatuspartus terlalu cepat Persalinan. Anemia akibat lisis atau perdarahan Anemia akibat lisis mendadak berkaitan dengan penurunan jumlah total sel-sel darah merah dalam sirkulasi. Sisa plasenta bisa diduga bila kala uri berlangsung tidak lancar, atau setelah melakukan plasenta manual atau menemukan adanya kotiledon yang tidak lengkap pada saat melakukan pemeriksaan plasenta dan masih ada perdarahan dari ostium uteri eksternum pada saat ontraksi rahim sudah baik dan robekan jalan lahir sudah terjahit. Untuk itu, harus dilakukan eksplorasi ke dalam rahim dengan cara manualdigital atau kuret dan pemberian uterotonika. Anaemia yang ditimbulkan setelah perdarahan dapat diberi transfusi darah sesuai dengan keperluannya. Terjadi hematoma pada retroperitoneal, menuju parametrium, menuju ligamentum latum, sekitar vesika urinaria, vagina, vulva, dan perineum. Diagnosisnya adalah nyeri yang semakin meningkat sekitar segmen perut bagian bawah, keadaan umum makin memburuk atau menurun, anemis, nadi meningkat, tensi turun, tetapi perdarahan pervaginam tidak terlalu banyak. Terapinya adalah pada hematoma kearah bagian dalam sekitar parametrium, retroperineal, perlu dilakukan laparotomi, untuk mencari dan menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar vagina, vulva, dan perineum perlu dilakukan evaluasi untuk mencari sumber dan menghentika perdarahannya, hematoma kecil pada vulva mungkin dapat diabsorbsi. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis yang abnormal.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |